Tulisan oleh : Thoriq Almunawwir Taufik - Santri Angkatan 2015 (Mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga)
Dewasa ini, perkembangan dan kemajuan teknologi sudah sangat pesat, akibatnya perubahan perubahan terjadi di berbagai aspek kehidupan, mulai dari meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap berbagai produk, gaya hidup yang kebarat-baratan, serta keinginan untuk hidup serba instan, serta sistem komunikasi yang semakin canggih menyebabkan dunia seakan tiada batas menjadikan seseorang bebas melakukan komunikasi dengan siapapun dan dimanapun.Majunya ilmu pengetahuan seyogyanya dapat menjadikan tatanan kehidupan masyarakat sebagaimana mestinya jika memang hasil dari ilmu pengetahuan tersebut digunakan dengan baik dan bijak, namun ketidak pahaman serta belum siapnya masyarakat untuk menerima itu semua justru menyebabkan bergesernya tatanan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat ke arah yang lebih buruk. Mulai dari jiwa individualis, kurangnya kepekaan sosial, kebebasan melakukan hal yang disukai, kekerasan, minum minuman keras, narkoba, sex bebas dan lain sebagainya. Sangatlah miris bagi kita semua melihat hal yang demikian karena kehidupan seakan-akan telah tiada aturan, dan mengejutkanya lagi hal-hal semacam diatas sudah banyak dilakukan oleh anak anak dibawah umur. Ketika telah terjadi demikian siapa yang sebenarnya salah, orang tua yang salah dalam mendidik atau memang murni karena dampak kemajuan Ilmu pengetahuan dan Teknologi, ketika anak-anak sudah berani melakukan pelanggaran-pelanggaran demikian sungguh menakutkan jika membayangkan bagaiman kehidupan mereka dimasa yang akan datang.Pada intinya dilihat dari sudut pandang keagamaan hal tersebut telah berada diatas ambang kewajaran, khususnya dari sudut pandang agama islam yang senantiasa mengajarkan kebaikan, saling menghormati, menyayangi serta memiliki satu sama lain. maka dari itu kita dituntut untuk selalu saling mengingatkan antara umat yang satu dengan umat yang lain.
Entah apa dan bagaimana pada intinya perlu adanya cara lain untuk menyampaikan dakwah dimasa sekarang, karena objek dakwah yang sudah berbeda tipe dengan orang dahulu, kebiasaan dengan mudahnya melupakan nasihat bahkan nasihat seakan hanya masuk kuping kanan dan keluar lewat kuping kiri. Namun hal tersebut bisa kita reduksi dengan berbagai cara, salah satunya dengan menanamkan nilai nilai islami dari masa kanak kanak dengan beberapa strategi.
Pertama, ajaklah anak-anak bermain yang bersifat edukasi karena hal semacam ini akan lebih bisa diterima dari pada memberikan ceramah kepada mereka, misalnya dengan mengenalkan anak anak dengan permainan tradisional yang sebagian besar pasti dilakukan secara ramai-ramai yang dapat menjadikan anak anak bisa menikmati nikmatnya hidup rukun bersama teman-teman.
Kedua, sesekali ajaklah mereka untuk muhasabah atau merenungi misal tentang jerih payah orang tua, dengan hal semacam ini jika dilakukan dengan terstruktur akan menjadikan anak tersebut merasa berhutang budi terhadap orang tua yang pada akhirnya mereka akan lebih bisa menghormati kedua orang tuanya.
Ketiga, usahakan untuk selalu mengawasi pergaulan anak-anak kita, jangan sampai anak-anak kita terlalu sering bermain dengan anak-anak yanag berlatar belakang kurang beretika karena teman bermain merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan psikis anak.
Keempat, jangan suka memarahi memarahi anak kecil karena mungkin mereka akan berfikir jika kita telah jahat terhadap mereka, namun tunjukkanlah rasa sayang kita terhadap mereka dengan menasehati ataupun mengajak mereka melakukan aktifitas yang lebih bermanfaat.
Kelima, usahakan sering memberi pujian bagi mereka jika melakukan hal yang baik, itu akan menjadikan mereka merasa dihargai dan disayangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar